Monumen
Pancasila Sakti & Museum Pengkhianatan PKI
Traveler
pernah mendengar peristiwa G.30-S.PKI atau lebih dikenal dengan nama Gerakan 30
September...??? Peristiwa pembantaian 6 Jendral & seorang Perwira TNI yang
dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia pada tahun 1965 yang terjadi di daerah
Lubang Buaya Jakarta Timur. Sekarang tempat tersebut menjadi sebuah Monumen
Pancasila Sakti & Museum Pengkhinatan PKI. Monumen yang terletak di Desa
Lubang Buaya Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur ini dahulunya merupakan basis
sekaligus tempat pelatihan dari anggota & sukarelawan PKI & tempat
terjadinya pembantaian para anggota TNI yang sekarang tiap tahunnya diperingati
sebagai Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober. Monumen ini terdiri dari 2
Area yaitu area luar ruangan (Outdoor) & area dalam ruangan (Indoor).
Sejarah
Singkat
Monumen ini
dibangun atas prakarsa dari presiden ke-2 Republik Indonesia, Bapak Soeharto
untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi yang gugur demi
mempertahankan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila dari ancaman ideologi
Komunis serta mengingatkan generasi mendatang akan bahaya laten komunisme.
Sebelum menjadi sebuah monumen & museum, daerah ini dulunya merupakan
lokasi tanah & kebun kosong yang dijadikan sebagai basis anggota PKI &
tempat pembuangan para jenasah Pahlawan Revolusi, korban dari kebiadaban PKI.
Selain basis PKI, tempat ini juga merupakan tempat latihan para sukarelawan PKI.
Inside The
Museum
Monumen ini
terdiri dari dua area yaitu area outdoor & area indoor. Area outdoor
terdiri dari pameran taman sedangkan area indoor berupa museum & paseban.
Supaya Traveler lebih mudah & leluasa menjelajahi monumen ini disarankan
untuk menjelajahi area outdoor terlebih dahulu. Di area outdoor, tempat yang
pertama traveler kunjungi adalah sebuah cungkup yang didalamnya terdapat Sumur
tua yang dikenal dengan nama Sumur Maut. Disumur inilah tempat dimana Jenazah
para Pahlawan Revolusi dikuburkan. Sumur yang berkedalaman 12 meter &
berdiameter 75 cm inilah saksi bisu dari kekejaman gerombolan G.30-S.PKI. Tepat
diatas sumur terdapat sebuah plakat yang bertuliskan "Tjita-tjita &
perdjuangan kami untuk menegakkan kemurnian pantja-sila tidak mungkin
dipatahkan hanja dengan mengubur kami dalam sumur ini". Dari sumur ini lah
diketemukan jenazah 7 Pahlawan Revolusi yang akhirnya dapat diangkat pada
tanggal 4 Oktober 1965 dalam keadaan rusak akibat penganiayaan secara kejam
oleh gerombolan PKI.
Bersebelahan
dengan sumur maut terdapat sebuah rumah kecil yang dikenal dengan nama
"Rumah Penyiksaan". Pada saat terjadinya pemberontakan, serambi rumah
ini digunakan oleh gerombolan G.30-S.PKI sebagai tempat menawan &
menyiksa para perwira TNI sebelum akhirnya dibunuh & dimasukan kedalam
sumur maut. Rumah penyiksaan ini sebelumnya merupakan rumah milik bapak Bambang
Harjono yang sebelumnya berfungsi sebagai Sekolah Rakyat (sekarang sekolah SD).
Namun karena bapak Bambang Harjono adalah seorang simpatisan PKI, rumahnya pun
diserahkan kepada PKI & digunakan oleh para pasukan PKI. Di dalam rumah
ini, Traveler bisa melihat Diorama Penyiksaan dimana diorama ini menggambarkan
penyiksaan para korban perwira TNI yang diculik masih dalam keadaan hidup.
Mereka adalah Mayor Jendral TNI R. Soeprapto, Mayor Jendral TNI S. Parman,
Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo & Lettu Czi Pierre Andreas Tendean.
Diorama ini dibuat berdasarkan keterangan dari hasil cerita Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) para pelaku penyiksaan & pembunuhan dalam sidang Mahkamah
Militer Luar Biasa (Mahmilub), Serta kesaksian dari Agen Polisi II Sukitman
yang merupakan salah satu korban Selamat dari G.30-S.PKI. Di rumah ini,
Traveler juga bisa mendengarkan kisah dari dimulainya pemberontakkan
G.30-S.PKI.
Tidak jauh
dari Rumah Penyiksaan, Tempat berikutnya yang Traveler lihat adalah sebuah
rumah kecil yang dijadikan sebagai Pos Komando. Rumah ini sebelumnya adalah
rumah milik seorang penduduk Lubang Buaya yang bernama Bapak Sueb. Pada waktu
meletusnya G.30-S.PKI tahun 1965, rumah ini dipakai oleh pimpinan gerakan
yaitu Letkol Untung dalam rangka mempersiapkan penculikan terhadap tujuh
Jendral TNI AD. Pos Komando ini masih dipertahankan keasliannya sampai isi
rumahnya pun sebagian besar masih asli seperti meja, kursi, almari, tempat
tidur, mesin jahit, bufet & balai (kamar depan).
Tidak jauh
dari Rumah Pos Komando, terdapat sebuah rumah kecil yang merupakan Rumah Dapur
Umum. Rumah ini oleh gerombolan PKI digunakan sebagai dapur umum bagi para
anggota pasukan pembrontakan. Sama seperti Rumah Pos Komando, Rumah ini juga
dipertahankan keasliannya mulai dari bentuk & isi rumahnya sampai beberapa
perabotan yang ada didalamnya.
Tidak jauh
dari Rumah Dapur Umum, Terdapat sebuah truk besar dengan tulisan "PN.
Artha Yasa". Truk model Dodge tahun 61 ini adalah replika kendaraan
jemputan PN. Artha Yasa yang sekarang menjadi Divisi Cetak Uang Logam Perum
Peruri yang dirampas oleh pemberontak G.30-S.PKI disekitar Jalan Iskandarsyah,
Daerah Blok-M, kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah dicuri, Truk tersebut
digunakan oleh para pemberontak untuk menculik & mengangkut Jenazah Brigjen
D.I Panjaitan dari kediamannya menuju daerah Lubang Buaya, Jakarta timur.
Lokasi
berikutnya yang Traveler kunjungi adalah Monumen Pancasila Sakti. Monumen ini
terletak 45 m (melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia) sebelah utara dari
cungkup sumur maut. Patung para Pahlawan Revolusi berdiri dengan latar belakang
sebuah dinding setinggi 17 m (melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia)
dengan hiasan patung Garuda Pancasila. Ketujuh Patung Pahlawan Revolusi berdiri
berderet dalam setengah lingkaran dari barat ke timur yaitu: Mayjen TNI
Anumerta Soetojo Siswomihardjo, Mayjen TNI Anumerta D.I Panjaitan, Letjen TNI
Anumerta R. Soeprapto, Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani, Letjen TNI Anumerta
M.T. Harjono, Letjen TNI Anumerta S. Parman, dan Kapten Czi Anumerta P.A.
Tendean. Dibawah patung tersebut terdapat sebuah relief yang menggambarkan peristiwa
prolog, kejadian & penumpasan G 30 S/PKI oleh ABRI dan Rakyat. Di bawah
relief juga terdapat tulisan "WASPADA......DAN MAWAS DIRI AGAR PERISTIWA
SEMATJAM INI TIDAK TERULANG LAGI".
Koleksi
outdoor terakhir yang bisa dilihat oleh Traveler adalah 2 buah mobil. Mobil
yang pertama adalah Mobil Dinas yang pernah digunakan oleh salah seorang
Pahlawan Revolusi yaitu Jendral TNI Ahmad Yani sewaktu menjabat
menteri/panglima Angkatan Darat (1962-1965). Mobil kedua adalah sebuah
Jip, mobil dinas milik Pangkostrad Mayjen TNI Soeharto. Mobil ini digunakan
Mayjen TNI Soeharto dalam memimpin operasi penumpasan pemberontakan G.30-S.PKI pada
tahun 1965 di Jakarta.
Mobil
Dinas Jendral Ahmad Yani
|
Mobil
Dinas Mayjen Soeharto
|
Dari area
outdoor sekarang saatnya Traveler menjelajahi area indoor dari Monumen
Pancasila Sakti. Area indoor yang pertama kali Traveler kunjungi adalah Museum Pengkhianatan
PKI (komunis). Museum ini berisi diorama yang menceritakan mengenai sejarah
pemberontakan-pemberontakan PKI yang terjadi di wilayah Indonesia.
Sebelum
masuk kedalam museum, Traveler akan melihat sebuah peta relief yang
menggambarkan lokasi Monumen pancasila Sakti sebelum 1 Oktober 1965.
Setelah
masuk ke dalam gedung, di lobby awal Traveler bisa melihat 3 buah foto Mozaik
dimana foto pertama adalah foto korban keganasan PKI di Madiun (1948), foto
kedua adalah foto penggalian & pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi
(1965) dan yang ketiga adalah foto sidang Mahkamah Militer Luar Biasa
(Mahmilub) terhadap tokoh-tokoh G 30 S/PKI (1966-1967).
Foto
keganasan PKI Madiun
|
Foto
sidang Mahmilub
|
Di lantai
pertama, Traveler bisa melihat berbagai macam Diorama yang berhubungan dengan
pemberontakkan PKI di setiap daerah di Indonesia. Mulai dari Peristiwa 3
daerah, peristiwa revolusi sosial di langkat, pengacauan surakarta,
pemberontakkan PKI di madiun, musso (pimpinanan PKI) tertembak mati, pembunuhan
massal di Tirtomoyo dan lain-lainnya.
"Peristiwa
3 daerah"
|
"Peristiwa
revolusi sosial di langkat"
|
"Pemogokkan
buruh sarbupri"
|
"Pemberontakkan
PKI di Madiun"
|
"Musso
tertembak mati"
|
"Penangkapan
amir syarifuddin"
|
Dari lantai satu, Traveler menuju ke lantai 2 ruang diorama. Disini Traveler bisa melihat diorama pengadilan D.N Aidit (Tokoh G 30 S/PKI ), kampanye budaya PKI, peristiwa kanigoro, lahirnya MKTBP (Metode Kombinasi Tiga Bentuk perjuangan) PKI, Pawai ofensif revolusioner PKI di Jakarta, penyerbuan gubernuran Jawa Timur, peristiwa kentungan yogyakarta dan lain-lainnya. Selain diorama, Traveler juga bisa melihat replika kunci martir yang digunakan PKI untuk membunuh Letnan Kolonel Soegijono & Kolonel katamso dalam peristiwa di Desa Kentungan, Sten gun milik Brigjen D.I Panjaitan serta beberapa senjata rampasan PKI. Di ujung ruangan, Traveler bisa melihat 2 buah mozaik foto pemberangkatan 7 Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakaman 7 Jenazah Pahlawan Revolusi di Taman Makam Pahlawan kalibata.
"Lahirnya
MKTBP PKI"
|
"D.N.
Aidit diadili"
|
"Kampanye
budaya PKI"
|
"Pawai
ofensif revolusioner PKI"
|
"Peristiwa
Kanigoro"
|
"Penguasaan
kembali RRI Pusat"
|
"Penangkapan
D.N. Aidit"
|
"Sidang
MAHMILUB"
|
Dari Museum
Pengkhianatan PKI, Museum berikutnya yang Traveler kunjungi adalah Museum
Paseban Monumen Pancasila Sakti. Museum ini sendiri diresmikan oleh Presiden
Ke-2 RI, Bapak H.M. Soeharto tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan dwi windu
Hari Kesaktian pancasila. Kemudian dalam perkembangannya, diadakan renovasi
yang gagasannya berasal dari Presiden ke-6 RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono yang bertepatan dengan Hari Kesaktian pancasila tahun 2007. Presiden
saat itu menunjuk Kapusjarah TNI, Brigjen TNI Agus Gunaedi Pribadi untuk
merenovasi gedung paseban. Kemudian pelaksanaan renovasi baru bisa dijalankan
pada tahun 2013. Setelah selesai di renovasi, gedung paseban yang baru
diresmikan secara simbolis oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, SE
pada tanggal 25 Agustus 2013. Museum ini sendiri berisikan hal-hal yang
berhubungan dengan G 30 S/PKI.
Pada saat
Traveler masuk, Traveler akan melihat Ruang Teater. Di ruangan ini ditayangkan cuplikan
film tentang penculikan & pembunuhan yang dilakukan oleh gerombolan G 30
S/PKI. Dalam film yang berdurasi 3o menit ini pengunjung dapat lebih memahami
kejadian pemberontakkan yang dilakukan oleh PKI dalam bentuk audio visual.
Untuk dapat menyaksikan film di ruang teater, Traveler bisa menghubungi bagian
informasi Monumen Pancasila Sakti.
Dari ruang
teater, Traveler menuju lantai 2 dimana dilantai ini Traveler bisa melihat
Diorama tentang peristiwa G 30 S/PKI mulai dari Rapat persiapan pemberontakan,
latihan sukarelawan PKI di Lubang Buaya, penculikan para Jendral, tertembaknya
Ajun Inspektur polisi tingkat I.K.S Tubun, tertembaknya Ade Irma Suryani
Nasution (putri dari Jendral A.H Nasution salah satu target penculikan yang
selamat), dimasukkannya jenazah para perwira AD ke dalam sumur maut, pengamanan
bandara Halim Perdanakusuma, pengangkatan jenazah dari sumur maut dan upacara
pemberangkatan jenazah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata jakarta. Selain itu
Traveler juga bisa melihat foto-foto dari para Pahlawan Revolusi.
"Rapat
persiapan pembrontakan"
|
"Latihan
sukarelawan PKI di Lubang Buaya"
|
"Penculikan
Letjen Ahmad Yani"
|
"Penculikan
Mayjen R. Soeprapto"
|
"Penculikan
Mayjen M.T. Harjono"
|
"Penculikan
Mayjen S. Parman"
|
"Penculikan
Brigjen D.I pandjaitan"
|
"Penculikan
Brigjen Soetojo S"
|
"Penculikan
Letnan 1 CZI P.A. Tendean"
|
"Tertembaknya
Polisi K.S. Tubun"
|
"Pengangkatan
jenazah dari Sumur Maut"
|
Dari Ruangan
Diorama, ruangan berikutnya yang Traveler kunjungi adalah Ruangan Relik.
Ruangan ini sendiri berisi berbagai macam barang-barang peninggalan para
Pahlawan Revolusi terutama pakaian yang dikenakan pada saat mereka diculik.
Selain pakaian & barang-barang pribadi juga terdapat hasil visum dari para
korban, peluru yang ditemukan pada tubuh mereka, foto-foto pribadi & foto
jenazah setelah dikeluarkan dari Sumur Maut. Di ruangan ini juga ada sepeda
patroli milik Agen Polisi II Sukitman, Aqualung (tabung penyelam) yang
digunakan oleh Kipam KKO TNI Angkatan Laut, Radio lapangan yang digunakan
Mayjen Soeharto pada waktu memimpin penumpasan pemberontakkan G 30
S/PKI dan pakaian serta benda-benda peninggalan milik Ade Irma Suryani
Nasution, putri dari Jendral Nasution yang menjadi korban G 30 S/PKI.
Benda
Relik Letjen Ahmad Yani
|
Benda
Relik Mayjen R. Soeprapto
|
Benda
Relik Mayjen M.T. Harjono
|
Benda
Relik Mayjen S. Parman
|
Benda
Relik Brigjen D.I pandjaitan
|
Benda
Relik Brigjen Soetojo S
|
Benda
Relik Letnan 1 CZI P.A. Tendean
|
Barang-barang
milik Ade Irma Suryani
|
Radio tipe
GRC-9
|
Aqualung
|
Dari Ruangan
Relik, Ruangan berikutnya adalah Ruangan Pameran Foto. Ruangan ini menampilkan
koleksi foto pengangkatan jenazah di Lubang Buaya dan pembrangkatan serta
pemakaman jenazah para Pahlawan Revolusi.
Keluar dari
gedung paseban, Traveler akan melihat sebuah kendaraan militer yang bernama
Panser Saraceen. Panser dengan tipe PCMK-2 buatan inggris ini adalah panser
yang mengangkut jenazah para Pahlawan Revolusi dari Markas Besar Angkatan Darat
ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Panser ini pernah digunakan oleh Organik
Batalyon Kavaleri 7 Kodam V/Jaya. Pada tahun 1976, dipindahkan ke Batalyon
Kavaleri 3 Kodam VIII/Brawijaya & dipakai untuk mendukung penugasan operasi
militer di Timor Timur (sekarang Timor Leste). Pada bulan Juli 1985 panser
ditarik dari penugasan untuk diabadikan di Monumen Pancasila Sakti.
Jam Buka & Harga Tiket
Monumen Pancasila Sakti Buka setiap hari dari jam 08.00-16.00
Harga tiket:
Dewasa: Rp. 2.500
Pelajar/Mahasiswa: Rp. 1.500
Untuk rombongan Min. 50 orang : Rp. 2.000
Parkir
Kendaraan :
Mobil Bus
& sejenisnya: Rp. 5.000
Mobil Sedan
& sejenisnya: Rp. 3.000
Sepeda
Motor: Rp. 1.000
Guide: Rp.
50.000
Guide Bahasa
Inggris (English Tour Guide) : Rp. 75.000
Pemutaran
Film: Rp. 1.500/orang
Setiap
Tanggal 5 Oktober (HUT TNI) dan Tanggal 10 November (Hari Pahlawan) monumen ini
bebas biaya masuk kecuali parkir kendaraan.
Akses menuju ke sana
Akses ke monumen ini cukup mudah. Kalau Traveler menggunakan Busway,
Traveler naik yang Jurusan Pluit-Pinang Ranti lalu turun di halte Pinang Ranti.
Dari Halte Pinang Ranti, banyak pilihan angkot yang berhenti pas di depan pintu
masuk monument mulai dari kwk .04, kwk .461 & k .06. Kalau traveler
menggunakan commuter line, Traveler turun di Stasiun Cawang dari situ bisa
langsung naik busway ke arah Pinang Ranti.
Berikut beberapa foto bukti diri
untuk tugas ini sendiri :



Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar